إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا
وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ
وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah
seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, Karena itu, luruskanlah,
dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian di waktu pagi-pagi
sekali, siang hari di kala waktu istirahat dan di awal malam,” (HR. al-Bukhari
[39] dan Muslim [2816]).
a. Pengertian Rukhsah
1. Arti Rukhsah Secara Bahasa dan Istilah
Secara bahasa, rukhsah (الرخصة) berarti keringanan
atau kemudahan. Dalam istilah fikih, rukhsah adalah keringanan hukum syariat
yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam dalam keadaan tertentu, sehingga
mereka tetap bisa beribadah meskipun sedang dalam kesulitan atau keterpaksaan.
Dengan kata lain, rukhsah merupakan bentuk kasih sayang
Allah SWT kepada hamba-Nya. Allah tidak ingin manusia merasa berat dalam
beribadah, melainkan ingin mereka tetap melaksanakan ibadah dengan tenang dan
sesuai kemampuan.
2. Dasar Pemberian Rukhsah
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu.”
Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang penuh
kasih dan kemudahan. Setiap perintah dan larangan yang Allah turunkan pasti
mengandung hikmah, dan ketika manusia menghadapi kesulitan, Allah memberikan
keringanan agar ibadah tetap dapat dijalankan tanpa meninggalkan kewajiban
pokoknya.
Selain itu, dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya agama ini mudah. Tidaklah seseorang
mempersulit dirinya dalam agama melainkan ia akan dikalahkan olehnya.” (HR.
Bukhari)
Hadis ini memperjelas bahwa Allah tidak pernah mempersulit
hambanya, justru memberikan ruang kemudahan agar manusia dapat beribadah sesuai
kemampuan.
b. Tujuan dan Hikmah Diberikannya Rukhsah
1. Bukti Kasih Sayang dan Rahmat Allah SWT
Rukhsah merupakan bukti nyata bahwa Allah Maha Pengasih dan
Maha Penyayang kepada umat-Nya. Allah memahami kondisi manusia yang lemah dan
tidak selalu mampu melaksanakan ibadah dalam keadaan sempurna.
Ketika seseorang dalam keadaan sakit, bepergian jauh, atau
mengalami kesulitan tertentu, Allah memberikan kemudahan agar ibadahnya tetap
sah dan berpahala. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menilai ibadah hanya dari
bentuk lahiriahnya, tetapi dari niat dan usaha yang dilakukan dengan tulus.
2. Memudahkan Umat agar Tetap Beribadah
Tujuan utama rukhsah adalah agar umat Islam tidak
meninggalkan ibadah hanya karena adanya kesulitan. Dengan adanya rukhsah, semua
orang — baik yang sehat maupun sakit, kaya atau miskin, di rumah atau di
perjalanan — tetap dapat beribadah kepada Allah SWT sesuai kemampuannya.
3. Menumbuhkan Rasa Syukur dan Tanggung Jawab
Dengan diberikannya keringanan, manusia diharapkan semakin
bersyukur kepada Allah. Ia menyadari bahwa setiap kemudahan dalam agama adalah
bentuk kasih sayang Allah, bukan alasan untuk bermalas-malasan. Karena itu,
rukhsah harus disikapi dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan, bukan
dimanfaatkan untuk menghindari kewajiban.
4. Menunjukkan Bahwa Islam adalah Agama yang Universal
Rukhsah menunjukkan bahwa ajaran Islam berlaku untuk semua
orang dan segala keadaan. Islam bukan agama yang hanya bisa dijalankan oleh
orang kuat atau sempurna, melainkan agama yang relevan bagi semua umat manusia
di berbagai situasi dan tempat.
c. Macam-Macam Rukhsah dalam Ibadah
Rukhsah diberikan dalam berbagai bentuk ibadah, terutama
ketika seseorang mengalami kesulitan atau keadaan darurat. Berikut beberapa
contoh rukhsah yang umum dalam kehidupan sehari-hari:
1. Menjama’ dan Mengqashar Salat bagi Musafir
Orang yang sedang bepergian jauh (musafir) mendapat
keringanan untuk menjama’ (menggabungkan) dan mengqashar (mempersingkat) salat.
Menjama’ salat artinya
menggabungkan dua waktu salat dalam satu waktu. Misalnya, salat Zuhur dan Asar
dilakukan bersama di waktu Zuhur (jama’ taqdim) atau di waktu Asar (jama’
ta’khir).
Mengqashar salat artinya
meringkas salat empat rakaat menjadi dua rakaat, seperti salat Zuhur, Asar, dan
Isya.
Rukhsah ini diberikan agar musafir tidak kesulitan dalam
menjalankan salat saat berada di perjalanan jauh.
2. Boleh Tidak Berpuasa saat Sakit atau Bepergian
Dalam ibadah puasa Ramadan, Allah SWT memberikan rukhsah
bagi orang yang sedang sakit atau dalam perjalanan jauh. Mereka diperbolehkan tidak
berpuasa sementara waktu, tetapi wajib menggantinya di hari lain setelah
kondisi membaik.
Hal ini sesuai dengan QS. Al-Baqarah ayat 185:
“Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka wajiblah baginya mengganti sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada
hari-hari yang lain.”
Rukhsah ini menunjukkan bahwa Allah tidak ingin hambanya
menderita atau memaksakan diri dalam ibadah, selama niatnya tetap tulus untuk
menaati perintah-Nya.
3. Tayamum Sebagai Pengganti Wudu atau Mandi
Tayamum adalah rukhsah bagi orang yang tidak menemukan air
atau tidak bisa menggunakan air karena sakit. Tayamum dilakukan dengan menyapu
debu bersih ke wajah dan tangan sebagai pengganti wudu atau mandi wajib.
Dalilnya terdapat dalam QS. Al-Maidah ayat 6:
“...Jika kamu sakit atau dalam perjalanan, atau kembali dari
tempat buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)...”
Tayamum menunjukkan bahwa Allah sangat memudahkan umat-Nya
agar tetap bisa salat dalam kondisi apapun.
4. Salat Duduk atau Berbaring bagi Orang Sakit
Bagi orang yang sakit dan tidak mampu berdiri, Allah memberi
keringanan untuk salat dengan duduk, bahkan jika tidak mampu juga boleh dengan
berbaring. Rasulullah SAW bersabda:
“Salatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka duduklah,
jika tidak mampu juga maka berbaringlah.” (HR. Bukhari)
Ini menunjukkan bahwa Allah menilai kesungguhan hati dalam
beribadah, bukan sekadar bentuk fisik dari ibadah tersebut.
5. Boleh Tidak Berjemaah karena Hujan atau Bahaya
Ketika hujan deras, banjir, atau situasi yang membahayakan,
seseorang boleh salat di rumah dan tidak wajib ke masjid untuk salat berjemaah.
Hal ini termasuk rukhsah karena Allah tidak ingin hamba-Nya tertimpa kesulitan
atau bahaya dalam melaksanakan kewajiban.
d. Etika dalam Menggunakan Rukhsah
Rukhsah adalah nikmat besar yang diberikan Allah SWT, namun
penggunaannya harus disertai dengan niat yang benar dan tidak disalahgunakan.
Beberapa etika dalam memanfaatkan rukhsah antara lain:
Menggunakan rukhsah karena
kebutuhan, bukan kemalasan.
Jangan menjadikan rukhsah sebagai alasan untuk menghindari ibadah. Misalnya,
tayamum padahal air tersedia atau tidak puasa tanpa alasan yang dibenarkan
syariat.
Tetap menjaga niat yang
ikhlas.
Meskipun beribadah dengan cara yang lebih ringan, niatnya tetap harus tulus
karena Allah SWT.
Segera mengganti ibadah yang
ditinggalkan.
Seperti orang yang tidak berpuasa karena sakit, wajib menggantinya setelah
sembuh.
Mensyukuri kemudahan dari
Allah.
Setiap rukhsah harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai aturan dan
tidak melampaui batas.
e. Hikmah Diberikannya Rukhsah
Rukhsah mengandung banyak hikmah yang menunjukkan keindahan
ajaran Islam, di antaranya:
Menunjukkan Rahmat dan Kasih
Sayang Allah SWT.
Allah mengetahui keterbatasan manusia, sehingga memberikan keringanan agar
tidak terbebani dalam beribadah.
Menumbuhkan Semangat dan
Ketaatan.
Dengan rukhsah, umat Islam tetap bisa beribadah tanpa merasa berat, sehingga
semangat beragama tetap terjaga.
Meningkatkan Rasa Syukur.
Saat menerima kemudahan dari Allah, seseorang akan lebih bersyukur dan semakin
mencintai agamanya.
Menunjukkan Fleksibilitas
Islam.
Rukhsah membuktikan bahwa Islam bukan agama yang kaku, melainkan penuh hikmah
dan sesuai dengan kondisi umat manusia.
f. Kesimpulan
Rukhsah adalah bentuk kemudahan dan kasih sayang Allah SWT
kepada umat-Nya dalam beribadah. Melalui rukhsah, Allah menunjukkan bahwa Islam
adalah agama yang tidak memberatkan, melainkan menuntun manusia agar tetap
beribadah dalam kondisi apapun.
Contoh rukhsah seperti tayamum, jama’ dan qashar salat, atau
tidak berpuasa saat sakit adalah bukti bahwa Allah memahami kesulitan
hamba-Nya. Namun, rukhsah harus digunakan dengan penuh tanggung jawab, niat
yang ikhlas, dan rasa syukur.
Dengan memahami makna rukhsah, kita akan menyadari bahwa
Allah tidak hanya memerintah untuk beribadah, tetapi juga mempermudah jalan
bagi hamba-Nya agar selalu dekat kepada-Nya dalam setiap keadaan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar