Ads block

Banner 728x90px

BAB IX Rukhsah: Kemudahan dari Allah SWT dalam Beribadah kepada-Nya


 


إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا  وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ  

“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian di waktu pagi-pagi sekali, siang hari di kala waktu istirahat dan di awal malam,” (HR. al-Bukhari [39] dan Muslim [2816]).  


a. Pengertian Rukhsah

1. Arti Rukhsah Secara Bahasa dan Istilah

Secara bahasa, rukhsah (الرخصة) berarti keringanan atau kemudahan. Dalam istilah fikih, rukhsah adalah keringanan hukum syariat yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam dalam keadaan tertentu, sehingga mereka tetap bisa beribadah meskipun sedang dalam kesulitan atau keterpaksaan.

Dengan kata lain, rukhsah merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Allah tidak ingin manusia merasa berat dalam beribadah, melainkan ingin mereka tetap melaksanakan ibadah dengan tenang dan sesuai kemampuan.

2. Dasar Pemberian Rukhsah

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”

Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih dan kemudahan. Setiap perintah dan larangan yang Allah turunkan pasti mengandung hikmah, dan ketika manusia menghadapi kesulitan, Allah memberikan keringanan agar ibadah tetap dapat dijalankan tanpa meninggalkan kewajiban pokoknya.

Selain itu, dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya agama ini mudah. Tidaklah seseorang mempersulit dirinya dalam agama melainkan ia akan dikalahkan olehnya.” (HR. Bukhari)

Hadis ini memperjelas bahwa Allah tidak pernah mempersulit hambanya, justru memberikan ruang kemudahan agar manusia dapat beribadah sesuai kemampuan.


b. Tujuan dan Hikmah Diberikannya Rukhsah

1. Bukti Kasih Sayang dan Rahmat Allah SWT

Rukhsah merupakan bukti nyata bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada umat-Nya. Allah memahami kondisi manusia yang lemah dan tidak selalu mampu melaksanakan ibadah dalam keadaan sempurna.

Ketika seseorang dalam keadaan sakit, bepergian jauh, atau mengalami kesulitan tertentu, Allah memberikan kemudahan agar ibadahnya tetap sah dan berpahala. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menilai ibadah hanya dari bentuk lahiriahnya, tetapi dari niat dan usaha yang dilakukan dengan tulus.

2. Memudahkan Umat agar Tetap Beribadah

Tujuan utama rukhsah adalah agar umat Islam tidak meninggalkan ibadah hanya karena adanya kesulitan. Dengan adanya rukhsah, semua orang — baik yang sehat maupun sakit, kaya atau miskin, di rumah atau di perjalanan — tetap dapat beribadah kepada Allah SWT sesuai kemampuannya.

3. Menumbuhkan Rasa Syukur dan Tanggung Jawab

Dengan diberikannya keringanan, manusia diharapkan semakin bersyukur kepada Allah. Ia menyadari bahwa setiap kemudahan dalam agama adalah bentuk kasih sayang Allah, bukan alasan untuk bermalas-malasan. Karena itu, rukhsah harus disikapi dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan, bukan dimanfaatkan untuk menghindari kewajiban.

4. Menunjukkan Bahwa Islam adalah Agama yang Universal

Rukhsah menunjukkan bahwa ajaran Islam berlaku untuk semua orang dan segala keadaan. Islam bukan agama yang hanya bisa dijalankan oleh orang kuat atau sempurna, melainkan agama yang relevan bagi semua umat manusia di berbagai situasi dan tempat.


c. Macam-Macam Rukhsah dalam Ibadah

Rukhsah diberikan dalam berbagai bentuk ibadah, terutama ketika seseorang mengalami kesulitan atau keadaan darurat. Berikut beberapa contoh rukhsah yang umum dalam kehidupan sehari-hari:

1. Menjama’ dan Mengqashar Salat bagi Musafir

Orang yang sedang bepergian jauh (musafir) mendapat keringanan untuk menjama’ (menggabungkan) dan mengqashar (mempersingkat) salat.

Menjama’ salat artinya menggabungkan dua waktu salat dalam satu waktu. Misalnya, salat Zuhur dan Asar dilakukan bersama di waktu Zuhur (jama’ taqdim) atau di waktu Asar (jama’ ta’khir).

Mengqashar salat artinya meringkas salat empat rakaat menjadi dua rakaat, seperti salat Zuhur, Asar, dan Isya.

Rukhsah ini diberikan agar musafir tidak kesulitan dalam menjalankan salat saat berada di perjalanan jauh.

2. Boleh Tidak Berpuasa saat Sakit atau Bepergian

Dalam ibadah puasa Ramadan, Allah SWT memberikan rukhsah bagi orang yang sedang sakit atau dalam perjalanan jauh. Mereka diperbolehkan tidak berpuasa sementara waktu, tetapi wajib menggantinya di hari lain setelah kondisi membaik.
Hal ini sesuai dengan QS. Al-Baqarah ayat 185:

“Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya mengganti sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.”

Rukhsah ini menunjukkan bahwa Allah tidak ingin hambanya menderita atau memaksakan diri dalam ibadah, selama niatnya tetap tulus untuk menaati perintah-Nya.

3. Tayamum Sebagai Pengganti Wudu atau Mandi

Tayamum adalah rukhsah bagi orang yang tidak menemukan air atau tidak bisa menggunakan air karena sakit. Tayamum dilakukan dengan menyapu debu bersih ke wajah dan tangan sebagai pengganti wudu atau mandi wajib.
Dalilnya terdapat dalam QS. Al-Maidah ayat 6:

“...Jika kamu sakit atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)...”

Tayamum menunjukkan bahwa Allah sangat memudahkan umat-Nya agar tetap bisa salat dalam kondisi apapun.

4. Salat Duduk atau Berbaring bagi Orang Sakit

Bagi orang yang sakit dan tidak mampu berdiri, Allah memberi keringanan untuk salat dengan duduk, bahkan jika tidak mampu juga boleh dengan berbaring. Rasulullah SAW bersabda:

“Salatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka duduklah, jika tidak mampu juga maka berbaringlah.” (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan bahwa Allah menilai kesungguhan hati dalam beribadah, bukan sekadar bentuk fisik dari ibadah tersebut.

5. Boleh Tidak Berjemaah karena Hujan atau Bahaya

Ketika hujan deras, banjir, atau situasi yang membahayakan, seseorang boleh salat di rumah dan tidak wajib ke masjid untuk salat berjemaah. Hal ini termasuk rukhsah karena Allah tidak ingin hamba-Nya tertimpa kesulitan atau bahaya dalam melaksanakan kewajiban.


d. Etika dalam Menggunakan Rukhsah

Rukhsah adalah nikmat besar yang diberikan Allah SWT, namun penggunaannya harus disertai dengan niat yang benar dan tidak disalahgunakan. Beberapa etika dalam memanfaatkan rukhsah antara lain:

Menggunakan rukhsah karena kebutuhan, bukan kemalasan.
Jangan menjadikan rukhsah sebagai alasan untuk menghindari ibadah. Misalnya, tayamum padahal air tersedia atau tidak puasa tanpa alasan yang dibenarkan syariat.

Tetap menjaga niat yang ikhlas.
Meskipun beribadah dengan cara yang lebih ringan, niatnya tetap harus tulus karena Allah SWT.

Segera mengganti ibadah yang ditinggalkan.
Seperti orang yang tidak berpuasa karena sakit, wajib menggantinya setelah sembuh.

Mensyukuri kemudahan dari Allah.
Setiap rukhsah harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai aturan dan tidak melampaui batas.


e. Hikmah Diberikannya Rukhsah

Rukhsah mengandung banyak hikmah yang menunjukkan keindahan ajaran Islam, di antaranya:

Menunjukkan Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT.
Allah mengetahui keterbatasan manusia, sehingga memberikan keringanan agar tidak terbebani dalam beribadah.

Menumbuhkan Semangat dan Ketaatan.
Dengan rukhsah, umat Islam tetap bisa beribadah tanpa merasa berat, sehingga semangat beragama tetap terjaga.

Meningkatkan Rasa Syukur.
Saat menerima kemudahan dari Allah, seseorang akan lebih bersyukur dan semakin mencintai agamanya.

Menunjukkan Fleksibilitas Islam.
Rukhsah membuktikan bahwa Islam bukan agama yang kaku, melainkan penuh hikmah dan sesuai dengan kondisi umat manusia.


f. Kesimpulan

Rukhsah adalah bentuk kemudahan dan kasih sayang Allah SWT kepada umat-Nya dalam beribadah. Melalui rukhsah, Allah menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang tidak memberatkan, melainkan menuntun manusia agar tetap beribadah dalam kondisi apapun.

Contoh rukhsah seperti tayamum, jama’ dan qashar salat, atau tidak berpuasa saat sakit adalah bukti bahwa Allah memahami kesulitan hamba-Nya. Namun, rukhsah harus digunakan dengan penuh tanggung jawab, niat yang ikhlas, dan rasa syukur.

Dengan memahami makna rukhsah, kita akan menyadari bahwa Allah tidak hanya memerintah untuk beribadah, tetapi juga mempermudah jalan bagi hamba-Nya agar selalu dekat kepada-Nya dalam setiap keadaan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar