a. Pengantar: Peradaban Islam yang Gemilang di Barat
Sejarah Islam tidak hanya berkembang di Timur Tengah seperti
Arab, Persia, atau Mesir, tetapi juga sampai ke Eropa Barat, tepatnya di
wilayah yang kini disebut Spanyol.
Pada masa lalu, wilayah itu dikenal dengan nama Andalusia (Al-Andalus).
Andalusia menjadi bukti bahwa Islam pernah membangun
peradaban besar di benua Eropa, melahirkan ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan
sistem pemerintahan yang maju.
Peradaban Islam di Andalusia berlangsung selama lebih dari 700 tahun dan
menjadi salah satu masa keemasan Islam di dunia Barat.
Periode antara tahun 756 hingga 1031 M merupakan masa paling
gemilang dalam sejarah Andalusia. Pada masa itu berdiri kekhalifahan yang kuat,
yaitu Daulah Umayyah di Andalusia, dengan pusat pemerintahannya di Kordoba
(Cordoba).
b. Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia
1. Awal Penaklukan Andalusia
Masuknya Islam ke Andalusia berawal pada tahun 711 M, ketika
seorang panglima Muslim bernama Thariq bin Ziyad memimpin pasukan Muslim
menyeberangi Selat Gibraltar dari Afrika Utara menuju Eropa.
Thariq bin Ziyad dan pasukannya berhasil mengalahkan Raja
Visigoth bernama Roderick (Rodrigo) dalam pertempuran di dekat Sungai
Guadalete.
Kemenangan ini membuka jalan bagi umat Islam untuk menguasai sebagian besar
Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal saat ini).
Nama “Gibraltar” sendiri berasal dari bahasa Arab Jabal
Thariq yang berarti “Gunung Thariq”, untuk mengenang jasa sang panglima
pemberani tersebut.
2. Pemerintahan Islam di Andalusia
Setelah berhasil menguasai wilayah tersebut, pemerintahan
Islam di Andalusia awalnya berada di bawah kekuasaan Khalifah Umayyah di
Damaskus (Suriah). Namun, setelah kekhalifahan Umayyah di Timur jatuh pada
tahun 750 M, salah satu keturunannya, Abdurrahman Ad-Dakhil, berhasil melarikan
diri ke Spanyol dan mendirikan pemerintahan baru.
Pada tahun 756 M, Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan Daulah
Umayyah di Andalusia dengan ibu kota di Kordoba. Inilah awal mula masa kejayaan
Islam di Eropa Barat.
c. Masa Kejayaan Peradaban Islam di Andalusia (756–1031 M)
1. Abdurrahman Ad-Dakhil (756–788 M): Sang Pendiri
Abdurrahman Ad-Dakhil dikenal sebagai pendiri dan penyatu
Andalusia. Ia membangun kembali kekuatan Islam yang sempat tercerai-berai
setelah jatuhnya Dinasti Umayyah di Timur.
Beliau memperkuat pemerintahan, membangun masjid, istana, serta meningkatkan
perekonomian dan pertanian.
Salah satu peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid
Cordoba (Masjid Agung Kordoba), yang hingga kini menjadi simbol kejayaan Islam
di Spanyol. Masjid ini memiliki arsitektur yang sangat indah, dengan lengkungan
dan pilar-pilar khas seni Islam yang megah.
2. Masa Puncak Keemasan: Abdurrahman III (912–961 M)
Puncak kejayaan Andalusia terjadi pada masa pemerintahan Abdurrahman
III, yang memproklamasikan dirinya sebagai khalifah pada tahun 929 M.
Pada masa ini, Kordoba menjadi kota terbesar dan paling maju di Eropa, bahkan
lebih maju dari kota-kota seperti Paris atau London pada waktu itu.
Kordoba memiliki ratusan masjid, rumah sakit, sekolah,
universitas, dan perpustakaan besar.
Salah satu perpustakaannya memiliki ratusan ribu naskah buku dari berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Cahaya ilmu dari Kordoba menyinari seluruh Eropa.
3. Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Berkembang Pesat
Di bawah pemerintahan Islam, Andalusia menjadi pusat ilmu
pengetahuan, seni, dan budaya.
Para ilmuwan Muslim di Andalusia banyak yang berjasa besar dalam berbagai
bidang seperti:
Astronomi (ilmu perbintangan),
Matematika,
Kedokteran,
Filsafat,
Sastra dan musik.
Beberapa tokoh besar yang lahir di Andalusia antara lain:
Ibnu Rusyd (Averroes), seorang
filsuf dan ahli hukum Islam yang sangat berpengaruh di Eropa.
Ibnu Zuhr (Avenzoar), dokter
besar yang menulis banyak karya kedokteran.
Abbas bin Firnas, penemu awal
konsep terbang yang menjadi inspirasi bagi dunia penerbangan.
Para ilmuwan Eropa kemudian banyak belajar dari karya-karya
ilmuwan Muslim Andalusia, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Ilmu-ilmu
dari dunia Islam ini menjadi dasar bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa
(Renaissance).
d. Keindahan dan Kemajuan Kota Andalusia
1. Kota Kordoba (Cordoba)
Kordoba menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan Islam di
Barat.
Kota ini terkenal dengan keindahan tata kotanya, jalan-jalan yang bersih,
penerangan malam, taman-taman indah, serta sistem air bersih yang maju —
sesuatu yang belum dimiliki kota lain di Eropa saat itu.
Kordoba juga menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan. Para
pelajar dari berbagai tempat datang untuk menuntut ilmu di
universitas-universitas Andalusia.
2. Kota Granada dan Seville
Selain Kordoba, ada juga kota Granada dan Seville (Sevilla)
yang terkenal indah dan makmur.
Granada dikenal dengan Istana Alhambra, yang dibangun dengan arsitektur Islam
yang luar biasa megah dan penuh ukiran indah.
Istana ini menjadi simbol kejayaan seni dan arsitektur Islam yang memadukan
keindahan, keseimbangan, dan nilai spiritual.
e. Kehidupan Sosial dan Toleransi di Andalusia
1. Kerukunan Antarumat Beragama
Salah satu keistimewaan peradaban Islam di Andalusia adalah tingginya
toleransi antarumat beragama.
Umat Islam hidup berdampingan secara damai dengan umat Kristen dan Yahudi.
Mereka saling menghormati dan bekerja sama dalam bidang ilmu, perdagangan, dan
pemerintahan.
Pemerintah Islam memberi kebebasan beribadah dan melindungi
hak-hak kaum non-Muslim. Karena itu, masa kekuasaan Islam di Andalusia sering
disebut sebagai masa “Zaman Keemasan Toleransi.”
2. Perdagangan dan Pertanian yang Maju
Masyarakat Andalusia hidup makmur karena kemajuan di bidang pertanian
dan perdagangan.
Sistem irigasi dikembangkan dengan teknologi canggih pada masa itu, sehingga
tanah Andalusia subur dan menghasilkan banyak tanaman seperti zaitun, anggur,
dan jeruk.
Selain itu, perdagangan dengan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah menjadikan
Andalusia sebagai pusat ekonomi yang penting.
f. Masa Kemunduran dan Runtuhnya Andalusia
1. Awal Kemunduran
Setelah masa kejayaan panjang, Andalusia mulai mengalami
kemunduran pada abad ke-11.
Penyebabnya antara lain:
Terjadinya perpecahan politik
di antara para penguasa Muslim,
Munculnya kerajaan-kerajaan
kecil (Thawaif) yang saling bersaing,
Tekanan dari kerajaan-kerajaan
Kristen di utara Spanyol.
Akhirnya pada tahun 1031 M, sistem kekhalifahan Umayyah di
Andalusia resmi berakhir, digantikan oleh kerajaan-kerajaan kecil yang lemah.
2. Runtuhnya Andalusia
Kerajaan Islam terakhir di Spanyol adalah Kerajaan Granada,
yang bertahan hingga tahun 1492 M.
Pada tahun tersebut, Granada ditaklukkan oleh raja Kristen, Ferdinand dan
Isabella, menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Eropa Barat.
Namun meskipun kekuasaan politik Islam berakhir, pengaruh
peradaban dan ilmu pengetahuan Islam tetap hidup dan menjadi fondasi bagi
kemajuan Eropa selanjutnya.
g. Hikmah dari Kejayaan Andalusia
Dari sejarah panjang peradaban Islam di Andalusia, terdapat
banyak pelajaran berharga bagi kita, antara lain:
Ilmu pengetahuan adalah kunci
kejayaan.
Andalusia maju karena umat Islam gemar belajar, menulis, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Persatuan membawa kekuatan.
Ketika umat Islam bersatu, mereka menjadi kuat. Namun ketika terpecah belah,
mereka mudah dikalahkan.
Toleransi dan keadilan
menciptakan kedamaian.
Andalusia menunjukkan bahwa masyarakat yang saling menghormati perbedaan agama
dan budaya dapat hidup makmur dan damai.
Kemajuan Islam tidak hanya di
Timur, tetapi juga di Barat.
Ini membuktikan bahwa ajaran Islam bersifat universal dan membawa rahmat bagi
seluruh alam.
h. Kesimpulan
Peradaban Islam di Andalusia (756–1031 M) adalah salah satu
bukti keagungan Islam dalam membangun masyarakat yang berilmu, berbudaya, dan
berperadaban tinggi.
Kordoba, Granada, dan Seville menjadi saksi bahwa Islam pernah menerangi Eropa
dengan cahaya ilmu dan kemajuan.
Meskipun akhirnya runtuh karena perpecahan dan lemahnya
persatuan, warisan keilmuan dan nilai-nilai Islam dari Andalusia tetap menjadi
inspirasi bagi dunia hingga kini.
Sebagai generasi muda, kita harus belajar dari sejarah ini —
agar mencintai ilmu, menjaga persatuan, dan menjunjung tinggi toleransi seperti
yang dicontohkan umat Islam di Andalusia.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar