a. Pengertian Manajemen Usaha
Manajemen usaha merupakan suatu proses mengatur dan
mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan atau individu agar
tujuan usaha dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam konteks
kewirausahaan, manajemen usaha sangat penting karena membantu wirausahawan
mengatur kegiatan produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia agar
usaha dapat berjalan lancar dan berkembang.
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur
atau mengelola. Seorang wirausahawan yang baik tidak hanya kreatif dalam
menciptakan produk, tetapi juga mampu mengatur waktu, tenaga, dan modal dengan
bijak. Tanpa manajemen yang baik, usaha bisa saja menghadapi kesulitan seperti pemborosan
biaya, ketidakteraturan kerja, atau bahkan kerugian.
Contoh penerapan manajemen sederhana di lingkungan sekolah
adalah ketika siswa melakukan proyek kewirausahaan. Setiap anggota kelompok
memiliki tugas masing-masing — ada yang bertanggung jawab dalam produksi,
promosi, dan keuangan. Pembagian tugas yang jelas dan teratur inilah yang
disebut manajemen usaha. Melalui kegiatan ini, siswa belajar tentang pentingnya
kerja sama, disiplin, dan tanggung jawab dalam menjalankan usaha.
b. Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam dunia kewirausahaan, manajemen memiliki beberapa
fungsi utama yang saling berkaitan dan membentuk suatu sistem kerja.
Fungsi-fungsi tersebut membantu wirausahawan dalam mencapai tujuan usahanya
dengan cara yang terencana dan terukur. Menurut para ahli manajemen seperti
George R. Terry, fungsi manajemen terdiri atas perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan
(controlling).
Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tahap awal dalam manajemen yang berisi tentang penetapan
tujuan usaha dan cara mencapainya. Wirausahawan perlu menentukan jenis produk,
target pasar, strategi promosi, serta perkiraan biaya dan keuntungan.
Perencanaan yang matang akan membantu usaha berjalan dengan arah yang jelas dan
meminimalkan risiko kegagalan.
Pengorganisasian (Organizing)
Setelah rencana disusun, langkah selanjutnya adalah mengorganisasi sumber daya
yang dimiliki, baik manusia, modal, maupun alat kerja. Dalam usaha kecil,
pengorganisasian bisa berarti pembagian tugas di antara anggota kelompok,
misalnya siapa yang bertanggung jawab membuat produk dan siapa yang menangani
pemasaran.
Pengarahan (Actuating)
Pengarahan dilakukan agar semua anggota tim bekerja sesuai rencana yang telah
ditetapkan. Seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi, bimbingan, serta
menjaga semangat kerja anggota. Pengarahan yang baik menciptakan kerja sama dan
suasana kerja yang harmonis.
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dilakukan untuk memastikan semua kegiatan usaha berjalan sesuai
rencana. Jika terdapat penyimpangan atau masalah, wirausahawan harus segera
melakukan evaluasi dan perbaikan. Dengan pengawasan yang baik, usaha dapat
terus berkembang secara berkelanjutan.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut tidak bisa dipisahkan satu
sama lain. Semuanya saling melengkapi dan menjadi dasar penting bagi setiap
kegiatan kewirausahaan, baik skala kecil maupun besar. Dengan manajemen yang
baik, usaha akan lebih terarah, efisien, dan memiliki peluang sukses yang lebih
besar.
c. Prinsip Manajemen yang Baik
Prinsip manajemen adalah pedoman yang harus dipegang oleh
setiap wirausahawan agar kegiatan usaha dapat berjalan efektif. Prinsip ini
membantu wirausahawan dalam mengambil keputusan dan bertindak secara bijak.
Berikut beberapa prinsip manajemen yang baik:
Tujuan yang Jelas
Setiap usaha harus memiliki tujuan yang terukur dan realistis, seperti
meningkatkan penjualan, memperluas pasar, atau menjaga kualitas produk. Tanpa
tujuan yang jelas, usaha akan berjalan tanpa arah.
Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi berarti menggunakan sumber daya sehemat mungkin tanpa mengurangi
hasil, sedangkan efektivitas berarti melakukan hal yang benar untuk mencapai
tujuan. Keduanya harus berjalan seimbang agar usaha tidak boros waktu dan
biaya.
Kerja Sama dan Komunikasi yang
Baik
Dalam sebuah usaha, kerja sama antar anggota tim sangat penting. Komunikasi
yang baik mencegah kesalahpahaman dan memperlancar pekerjaan.
Kedisiplinan dan Tanggung
Jawab
Wirausahawan harus disiplin dalam mengatur waktu, keuangan, dan kualitas
produk. Tanggung jawab juga penting agar konsumen percaya terhadap produk yang
ditawarkan.
Kreativitas dan Inovasi
Dunia usaha selalu berubah, sehingga wirausahawan harus kreatif dalam
menciptakan ide baru dan inovatif dalam mengembangkan produknya agar tetap
diminati pasar.
Kejujuran dan Etika Kerja
Prinsip ini menjadi dasar dari semua kegiatan usaha. Kejujuran dalam menimbang,
menjual, dan mempromosikan produk akan membangun reputasi dan kepercayaan
konsumen.
Penerapan prinsip-prinsip manajemen yang baik tidak hanya
menjadikan usaha lebih sukses, tetapi juga membentuk karakter wirausahawan yang
bertanggung jawab, disiplin, dan berintegritas.
d. Etika Berwirausaha
Etika berwirausaha adalah nilai-nilai moral yang menjadi
pedoman bagi seseorang dalam menjalankan kegiatan usaha. Etika ini mengatur
bagaimana seorang wirausahawan bersikap terhadap pelanggan, karyawan, pesaing,
dan lingkungan sekitar. Wirausahawan yang beretika tidak hanya mengejar
keuntungan, tetapi juga menjaga kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan dalam
setiap langkah usahanya.
Berikut beberapa etika penting dalam berwirausaha:
Kejujuran dalam Menjual Produk
Seorang wirausahawan harus jujur dalam menyampaikan informasi tentang
produknya. Tidak boleh menipu pelanggan dengan menutupi kekurangan produk atau
melebih-lebihkan keunggulannya.
Tanggung Jawab terhadap
Konsumen
Produk yang dijual harus aman dan bermanfaat. Jika ada keluhan dari pelanggan,
wirausahawan harus menanggapinya dengan cepat dan sopan.
Adil dan Tidak Curang terhadap
Pesaing
Dalam dunia bisnis, persaingan adalah hal yang wajar. Namun, wirausahawan tidak
boleh menggunakan cara-cara kotor seperti menjelekkan produk pesaing atau
meniru merek tanpa izin.
Menjaga Hubungan Baik dengan
Karyawan dan Mitra Usaha
Seorang wirausahawan harus memperlakukan karyawannya dengan hormat, memberikan
upah yang layak, dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
Peduli terhadap Lingkungan
Etika berwirausaha juga mencakup tanggung jawab terhadap alam. Proses produksi
sebaiknya tidak merusak lingkungan, misalnya dengan mengurangi penggunaan
plastik atau limbah berbahaya.
Penerapan etika dalam berwirausaha membuat bisnis tidak
hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga membawa manfaat sosial dan
menjaga kepercayaan masyarakat. Dalam kegiatan sekolah, siswa dapat menanamkan
etika ini dengan cara berperilaku jujur, sopan, dan bertanggung jawab saat
melakukan proyek kewirausahaan.
e. Nilai Pancasila dalam Manajemen Usaha
Nilai-nilai Pancasila harus menjadi dasar dalam setiap
kegiatan kewirausahaan, termasuk dalam manajemen usaha. Pancasila mengajarkan
bahwa keberhasilan usaha tidak hanya diukur dari keuntungan materi, tetapi juga
dari sejauh mana usaha tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat dan
mencerminkan nilai-nilai moral bangsa.
Berikut penerapan nilai-nilai Pancasila dalam manajemen
usaha:
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha
Esa
Wirausahawan harus memiliki kejujuran dan tanggung jawab moral dalam setiap
kegiatan usaha. Ia harus selalu bersyukur atas rezeki yang didapat dan tidak
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
Sila ke-2: Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab
Dalam mengelola usaha, wirausahawan harus menghormati hak pekerja, pelanggan,
dan mitra bisnis. Perlakuan yang adil dan beradab menciptakan suasana kerja
yang harmonis.
Sila ke-3: Persatuan Indonesia
Manajemen usaha harus mendorong semangat gotong royong dan kerja sama
antaranggota tim. Selain itu, penggunaan produk lokal dan pemberdayaan
masyarakat sekitar mencerminkan rasa cinta tanah air.
Sila ke-4: Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam mengambil keputusan, wirausahawan perlu bermusyawarah dengan tim atau
mitra kerja agar keputusan yang diambil bijak dan diterima semua pihak.
Sila ke-5: Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usaha yang dijalankan harus memberikan manfaat bagi banyak orang, bukan hanya
untuk pemiliknya. Misalnya, menciptakan lapangan kerja baru, memberikan harga
yang wajar, dan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kegiatan usaha
tidak hanya menjadi sarana mencari keuntungan, tetapi juga menjadi alat untuk
mewujudkan kesejahteraan bersama. Wirausahawan yang berlandaskan Pancasila akan
menjadi teladan dalam kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
Kesimpulan
Manajemen dan etika dalam berwirausaha merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Manajemen membantu wirausahawan mengatur semua
aspek usaha agar berjalan efisien dan terarah, sedangkan etika berwirausaha
menjadi pedoman moral dalam berinteraksi dengan konsumen, karyawan, dan
masyarakat.
Melalui penerapan fungsi dan prinsip manajemen yang baik,
serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan Pancasila, kegiatan usaha akan
berjalan dengan harmonis dan berkelanjutan. Wirausahawan yang beretika tidak
hanya menjadi pengusaha yang sukses, tetapi juga berperan sebagai agen
perubahan sosial yang membawa kebaikan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar