Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan
Secara umum, wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan, serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencapai
kesuksesan, meskipun dihadapkan pada risiko.
Sementara kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses atau semangat dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai (value creation) melalui usaha yang
kreatif dan inovatif dengan tujuan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan
masyarakat.
Landasan Teori:
Joseph A. Schumpeter (1934)
Menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan melakukan inovasi, yaitu
memperkenalkan produk baru, metode produksi baru, membuka pasar baru, atau
mengorganisasi industri dengan cara baru. Jadi, wirausahawan dianggap sebagai agen
perubahan ekonomi (agent of change).
Peter F. Drucker (1985)
Menjelaskan bahwa entrepreneurship is the practice of systematic innovation,
yaitu praktik inovasi yang terencana dan berkelanjutan untuk menciptakan nilai
baru dalam masyarakat.
Jean Baptiste Say (1816)
Mendefinisikan wirausaha sebagai individu yang memindahkan sumber daya ekonomi
dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
David McClelland (1961)
Mengemukakan bahwa ciri utama wirausahawan adalah memiliki need for achievement
atau dorongan kuat untuk berprestasi dan mencapai hasil terbaik.
Kesimpulan berdasarkan teori:
Dari teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah individu
yang mampu mengidentifikasi peluang, mengorganisasi sumber daya, dan berani
mengambil risiko untuk menciptakan inovasi yang memberikan nilai ekonomi dan
sosial.
Ciri dan Sifat Wirausaha Sukses (Berdasarkan Teori dan
Kajian Ilmiah)
Percaya Diri (Self-Confidence)
Menurut Zimmerer (1996), rasa percaya diri merupakan salah
satu ciri utama seorang wirausaha. Wirausahawan percaya bahwa keberhasilan
bergantung pada usahanya sendiri, bukan pada keberuntungan.
Percaya diri mencakup sikap optimis, mandiri, dan berani mengambil keputusan
tanpa rasa takut gagal.
Contoh: Seorang wirausahawan percaya pada ide produknya dan berani
mempromosikannya meskipun banyak orang meragukan.
Kreatif dan Inovatif (Creativity and Innovation)
Menurut Schumpeter, kreativitas dan inovasi adalah inti dari
kewirausahaan. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide baru,
sementara inovasi adalah penerapan ide-ide tersebut menjadi produk atau jasa
yang bernilai ekonomi.
Wirausahawan harus berpikir “di luar kebiasaan” (out of the box), mampu melihat
peluang di balik masalah, dan mengubahnya menjadi solusi bisnis.
Contoh: Gojek dan Grab muncul dari kreativitas melihat permasalahan
transportasi, lalu menginovasikan teknologi digital untuk solusinya.
Disiplin dan Tangguh (Discipline and Resilience)
Menurut Meredith et al. (1996), disiplin dan ketangguhan
merupakan kunci keberhasilan dalam kewirausahaan.
Disiplin berarti mematuhi rencana dan aturan yang telah dibuat, sedangkan
tangguh berarti memiliki ketahanan menghadapi kegagalan dan tantangan tanpa
menyerah.
Wirausahawan sukses tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga konsisten dalam
prosesnya.
Contoh: Banyak pengusaha gagal berkali-kali sebelum berhasil (seperti Soichiro
Honda dan Thomas Edison).
Berorientasi pada Hasil (Result-Oriented)
Menurut teori David McClelland (1961) tentang Need for
Achievement Theory, seorang wirausahawan memiliki dorongan kuat untuk
berprestasi dan mencapai hasil terbaik.
Wirausaha tidak hanya bekerja untuk keuntungan finansial, tetapi juga untuk
membuktikan kemampuan diri.
Ia selalu menilai hasil kerja dengan ukuran keberhasilan nyata, seperti
peningkatan omzet, kualitas produk, atau kepuasan pelanggan.
Contoh: Seorang pengusaha batik menargetkan peningkatan ekspor 10% tiap tahun
dan terus mengevaluasi hasilnya.
Berani Mengambil Risiko (Risk Taker)
Menurut Richard Cantillon (1755), wirausahawan adalah orang
yang bersedia menghadapi ketidakpastian dan risiko dalam upaya mencapai
keuntungan.
Namun, wirausahawan yang baik bukanlah pengambil risiko secara buta, melainkan calculated
risk taker, yaitu menimbang risiko dengan perhitungan matang.
Contoh: Seorang pengusaha menanam modal besar setelah melakukan riset pasar dan
perencanaan keuangan yang cermat.
Peran Wirausaha dalam Perekonomian
Menciptakan Lapangan Kerja
Wirausaha berperan sebagai pencipta lapangan kerja baru,
baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Setiap usaha baru yang didirikan menciptakan peluang kerja dan mengurangi angka
pengangguran.
Dalam teori pembangunan ekonomi klasik (Adam Smith), kegiatan produksi yang
luas akibat tumbuhnya wirausaha akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Usaha yang produktif akan meningkatkan pendapatan individu
dan pendapatan nasional (PDB).
Ketika wirausaha berkembang, mereka membeli bahan baku dari pemasok lokal,
mempekerjakan tenaga kerja, dan menambah perputaran uang di daerahnya (multiplier
effect).
Contohnya, berkembangnya UMKM di suatu wilayah bisa meningkatkan taraf hidup
masyarakat setempat.
Mendorong Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut teori Schumpeter tentang “Creative Destruction”,
wirausaha mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara memperkenalkan inovasi yang
menggantikan cara lama yang kurang efisien.
Dengan demikian, wirausahawan menjadi motor penggerak transformasi ekonomi dari
sistem tradisional ke arah modern dan kompetitif.
Contohnya, inovasi teknologi digital dalam e-commerce (Tokopedia, Shopee) telah
mengubah pola perdagangan nasional dan meningkatkan efisiensi ekonomi.
Kesimpulan
Konsep wirausaha tidak sekadar tentang mencari keuntungan,
melainkan proses kreatif dan inovatif untuk menciptakan nilai tambah.
Wirausahawan yang sukses memiliki karakter seperti percaya diri, kreatif,
disiplin, berorientasi hasil, dan berani mengambil risiko, serta memberikan
kontribusi nyata bagi perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar